
Ende – Pemo, 5 Maret 2024, Umat Katolik di Kuasi Paroki St. Yohanes Maria Vianey, Ende, merayakan Rabu Abu sebagai tanda dimulainya masa Prapaskah, periode puasa dan pantang. Sejak pagi, umat mulai berdatangan ke gereja kuasi maupun kapela stasi untuk mengikuti misa dan menerima abu di dahi sebagai simbol pertobatan.
Dalam homilinya, Pastor Kuasi Paroki, RD.Ferdinandus Nay Ngebu, mengingatkan umat bahwa masa Prapaskah adalah kesempatan untuk memperdalam iman melalui doa, puasa, dan perbuatan baik. Ia menekankan bahwa puasa bukan hanya menahan diri dari makanan, tetapi juga mengendalikan diri dari sikap dan tindakan yang dapat menjerumuskan pada dosa.
“Selama 40 hari masa Prapaskah, umat diajak untuk lebih banyak berdoa, berpuasa, dan menunjukkan sikap rendah hati. Hilangkan rasa iri hati, perbanyak perbuatan baik, serta saling memaafkan,” ujar Pastor Edy.
Selain itu, umat juga diajak untuk mengikuti ibadat Jalan Salib setiap hari Jumat sebagai bentuk refleksi atas pengorbanan Yesus Kristus. Pastor Edy menegaskan bahwa Rabu Abu bukan sekadar seremoni, tetapi momen berharga untuk memulai hidup yang lebih baik dengan memperkecil keinginan berlebihan yang dapat membawa pada dosa.
Ia juga mengajak umat untuk menjaga ketenangan, mengendalikan sikap terhadap sesama, dan meluangkan waktu untuk merefleksikan perbuatan baik dalam keluarga maupun lingkungan sekitar.
Perayaan Rabu Abu di Kuasi Paroki St. Yohanes Maria Vianey berlangsung dengan penuh hikmat. Umat yang hadir mengikuti misa dengan khusyuk dan menerima abu sebagai tanda pertobatan. Dengan semangat Prapaskah ini, diharapkan umat semakin mendekatkan diri kepada Tuhan dan menjalani hidup yang lebih baik.



