

Ende,Pemo – 13 April 2025 – Umat Katolik di wilayah Kuasi paroki St.Yohanes Maria Vianney Pemo merayakan Minggu Palma dengan penuh kekhidmatan sebagai tanda awal Pekan Suci dengan semangat iman, persatuan, dan pertobatan.
Stasi St. Matius Wologai: Simbol Persatuan Dua Stasi
Di Stasi St. Matius Wologai, umat dari Stasi St. Kornelius Mbani dan Stasi St. Matius Wologai bergabung dalam satu perayaan iman sebagai bentuk awal penggabungan pastoral. Perarakan dimulai dari Kampung Besar Wologai Ndetubheto, diikuti umat dengan membawa daun palma sebagai simbol penyambutan Yesus memasuki Yerusalem.
Dalam homilinya, Romo Ferdinandu Nay Ngebu mengajak umat untuk meneladani kerendahan hati Yesus. Ia menekankan bahwa menjadi murid Kristus berarti siap menjadi seperti keledai yang membawa Yesus—simbol kesederhanaan dan pelayanan. Umat diundang untuk menjadi saksi Kristus melalui hidup yang rendah hati dan menjadi teladan bagi sesama. Perayaan semakin khusyuk dengan paduan suara dari Lingkungan St. Yohanes Pemandi.

Gereja Kuasi Maria Vianney Pemo: Perarakan dari SDN Mokeasa
Di pusat paroki, perayaan Minggu Palma juga berlangsung meriah. Umat memulai perarakan dari halaman SDN Mokeasa menuju gereja dengan penuh semangat dan doa. Misa kudus dipimpin oleh Pater Mathias Banusu, SVD, yang mengajak umat memasuki Pekan Suci dengan semangat pertobatan dan keterbukaan hati untuk menerima karya keselamatan Kristus.

Stasi Boafeo: Seruan Pertobatan dan Cinta Lingkungan
Sementara itu, di Stasi Boafeo, umat juga merayakan Minggu Palma dengan suasana yang khidmat. Perarakan dimulai dari lapangan menuju gereja, diiringi lagu dan doa yang menggambarkan sukacita menyambut Yesus.
Perayaan liturgis dipimpin oleh RD. Servasius Sai, imam dari Keuskupan, dengan dukungan liturgis dari KUB Pintu Surga, Lingkungan St. Petrus Boafeo. Dalam homilinya, RD. Servas menyampaikan pesan yang kuat dan relevan: “Janganlah kita menjadi orang yang hari ini bersorak ‘Hosana Putera Daud,’ tapi besok berteriak ‘Salibkan Dia!’” Ia mengajak umat untuk tidak menjadi penyebab Yesus disalibkan dalam kehidupan nyata, seperti dengan merusak alam, membuang sampah sembarangan, atau merusak ciptaan Tuhan. Sebagai umat Katolik, katanya, kita dipanggil untuk mencintai alam, merawat bumi, dan menjaga keseimbangan ekologis.
Perayaan Minggu Palma di seluruh wilayah Gereja Kuasi Maria Vianney Pemo tahun ini menjadi refleksi nyata atas semangat iman, persatuan umat, dan panggilan untuk hidup lebih bertanggung jawab—baik terhadap sesama maupun ciptaan Tuhan. Semoga seluruh umat terus bertumbuh dalam kasih dan komitmen sebagai murid Kristus sejati.***Tim Komsos