


Ende.Boafeo, 9 Juni 2025 — KPMARVIN | Umat Katolik dari seluruh wilayah Kuasi Paroki St. Yohanes Maria Vianney Pemo merayakan Hari Raya Pentakosta secara bersama-sama di Stasi St. Fransiskus dari Asisi Boafeo. Perayaan ini merupakan putaran keempat dari rangkaian perayaan bergilir antarstasi yang telah disepakati sejak awal, dengan tujuan mempererat tali persaudaraan dan membangun semangat kolektif menuju paroki yang mandiri.
Kegiatan ini diikuti oleh umat dari seluruh stasi di wilayah kuasi, yaitu Stasi Boafeo, Wologai, Mbani,Maranua dan Stasi Pusat Kuasi paroki Pemo. Perayaan dimulai dengan berbagai kegiatan yang membangkitkan semangat partisipasi dan kebersamaan, seperti pertandingan bola voli, sepak bola mini untuk anak-anak sekolah dasar, kuis Kitab Suci, lomba mazmur, dan pertunjukan tari tradisional Gawi. Acara puncak ditandai dengan Perayaan Ekaristi bersama yang berlangsung khidmat dan penuh kegembiraan.
Ketua Dewan Pastoral Paroki (DPP) Kuasi Pemo, Kornelis Wanda, dalam Perayaannya menyampaikan bahwa Perayaan Pentakosta bersama ini merupakan momen strategis untuk membangun keakraban umat lintas stasi.
“Dengan saling mengenal, kita akan lebih mudah saling memahami dan mendukung dalam kehidupan sosial dan iman. Inilah dasar dari pertumbuhan bersama menuju paroki mandiri,” ujarnya.
Perayaan Ekaristi dipimpin oleh RD. Ferdinandus Nay Ngebu yang dalam pesannya menegaskan pentingnya kebersamaan sebagai kekuatan untuk mewujudkan cita-cita bersama.
“Kita berharap, melalui semangat seperti ini, status kuasi bisa segera meningkat menjadi paroki. Dan semoga saya tidak lagi Pastor kuasi, tapi Pastor paroki,” ujarnya menyambut tawa hangat umat.
Ia juga mengajak seluruh umat untuk menjaga solidaritas serta merawat alam ciptaan Tuhan yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan umat.
Dalam homili, RD. Lukas Bernadus Ebu Dhae menjelaskan makna mendalam dari peristiwa Pentakosta. Ia menegaskan bahwa turunnya Roh Kudus atas para rasul menandai awal kelahiran Gereja Katolik, dan mengajak umat untuk terus hidup dalam semangat pewartaan, persaudaraan, dan pelayanan yang dibimbing oleh Roh Kudus.
RD. Reinal menegaskan makna mendalam dari Pentakosta sebagai peristiwa turunnya Roh Kudus yang mempersatukan umat Allah. Ia mengajak umat untuk tetap teguh dalam iman Katolik dan mempercayakan seluruh hidup kepada Yesus Kristus.
“Melalui Roh Kudus, kita dipersatukan dalam satu tubuh, yaitu Gereja.Maka, di tengah berbagai perbedaan latar belakang, kampung, atau suku, kita tetap satu karena Roh yang sama tinggal di dalam kita,” ungkap RD. Reinal.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa kehadiran Roh Kudus bukan hanya untuk memperkaya pengalaman spiritual pribadi, tetapi juga sebagai kekuatan yang menggerakkan umat untuk hidup dalam kasih, kerja sama, dan kesatuan.
Hari Raya Pentakosta menjadi peneguhan iman bahwa Roh Kudus tetap hidup dan berkarya di tengah umat. Perayaan ini mengundang setiap pribadi untuk menjadi agen persatuan dan pembawa kedamaian dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh : Jhuan M