

Ende – Pemo, 17 April 2025 — Umat Katolik di Kuasi Paroki St.Yohanes Maria Vianney Pemo serta Stasi Wologai, Mbani, dan Boafeo merayakan Kamis Putih dengan penuh khidmat dalam suasana iman yang mendalam. Perayaan ini menandai dimulainya Tri Hari Suci dan merupakan peringatan Perjamuan Terakhir Yesus bersama para murid-Nya sebelum wafat di salib.
Di Kuasi Paroki, Perayaan Ekaristi Kamis Putih dipimpin oleh RD.Emanuel Natalis Dalam homilinya, beliau menekankan tiga hal penting sebagai pokok permenungan malam suci ini:
- Umat diajak untuk senantiasa mengandalkan Tuhan dalam setiap aspek kehidupan.
- Ditekankan pentingnya hidup dalam kerendahan hati sebagai jalan kekudusan.
- Setiap orang Kristiani harus memiliki keberanian untuk menjadi pelayan bagi sesama, sebagaimana Yesus yang membasuh kaki para murid.

Sementara itu, di Stasi Wologai dan Mbani, misa Kamis Putih dipimpin oleh RD. Fedinandus Nay Ngebu. Dalam homilinya, beliau menyampaikan bahwa Kamis Putih adalah kelanjutan dari Perjamuan Terakhir, di mana Yesus menetapkan Ekaristi sebagai lambang penyerahan diri-Nya untuk keselamatan manusia. Umat diajak untuk:
- Menghargai perayaan misa dengan sungguh-sungguh.
- Menumbuhkan sikap rendah hati dan semangat melayani.
- Menerima serta menjalankan tugas-tugas kecil dengan suka cita dan tanggung jawab.
- Melayani tanpa pamrih sebagai wujud kasih sejati.
Romo Fedinandus juga mengingatkan bahwa meski dalam kehidupan Gereja ada tantangan, termasuk pengkhianatan, Gereja tidak akan runtuh, justru semakin kuat dan berkembang ketika umat hidup dalam pelayanan yang tulus dan rendah hati.
Di Stasi Boafeo, misa Kamis Putih dipimpin oleh RD. Robertus Gaga Nae. Dalam renungannya, beliau menegaskan tiga pesan utama yang hendaknya menjadi pegangan hidup umat:
- Kita harus mengandalkan Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari.
- Kita diundang untuk hidup dalam kerendahan hati.
- Kita harus menjadi pelayan bagi sesama, terutama dalam kehidupan di KUB dan lingkungan kita.
Perayaan Kamis Putih ini menjadi pengingat akan misteri agung Ekaristi: Yesus sendiri memberikan tubuh dan darah-Nya sebagai santapan rohani, dan umat diajak untuk menghidupi teladan kasih dan pelayanan dalam kehidupan sehari-hari.***Tim Komsos Kuasi

